Press "Enter" to skip to content

Polisi Bersahaja Nan Rindu Generasi Kembali Ke Surau

Polres Agam – TAK dapat dipungkiri, kinerja aparat kepolisian dewasa ini banyak mendapat sorotan publik dengan beragam tudingan miring. Meski begitu, masih banyak polisi baik dan berintegritas dari Korps Bhayangkara itu yang juga tak bisa dinafikan keberadaannya.

Banyak polisi di negara ini berkomitmen untuk melaksanakan hal-hal yang mendasar sesuai falsafah hidup sebagai anggota Polri yang tertuang dalam Tri Brata dan Catur Prasetya. Polri sebagai sosok pelindung, pengayom, pelayan masyarakat, penegak hukum dan sebagai pemelihara kamtibmas.

Salah seorang polisi yang masih memegang teguh prinsip dan komitmen tersebut adalah Iptu Apriman Sural yang kini menjabat Kasat Lantas Polres Agam. Kiprahnya sebagai anggota polisi, memiliki segudang cerita baik yang nyaris tak bercelah.

Sikapnya yang santun saat berpakaian dinas, membuatnya lebih dekat dengan masyarakat. Dalam bergaul di luar tugas pun, dia tak pandang bulu. Sehingga kesannya, dia sangat disenangi oleh kalangan muda hingga para orang tua.

“Menjadi polisi itu harus profesional. Bisa memberikan perilaku contoh dan teladan bagi masyarakat, baik dalam menjalankan tugas sehari-hari, maupun dalam fungsi-fungsi pelayanan,” kata Apriman Sural saat berbincang dengan wartawan.

Menjadi polisi, sepak terjang Apriman Sural dalam menjalankan tugas dan pengabdian kepada negara tak jauh-jauh dari tugas satuan lalulintas. Dirinya selalu mengedepankan pendekatan yang humanis untuk mengawali segala sesuatunya.

Ia juga piawai menggandeng para tokoh untuk menanamkan kesadaran tertib berlalulintas kepada masyarakat. Baik tokoh ulama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda lintas komunitas dan sektoral. Dia pun aktif bergerak di bidang bakti sosial hingga membuatnya makin dicintai dan disanjung publik.

Dimana dia bertugas, tak jarang juga dipercaya memegang sebuah jabatan di lingkungan masyarakat tempat tinggalnya, di luar jabatan dinasnya. Segudang piagam penghargaan pun telah diraihnya selama berkiprah di kepolisian dan kedekatannya dengan masyarakat. Mulai piagam penghargaan dari Kapolres, Wali Kota, Gubernur, Kapolda hingga Presiden.

“Saat menjalani tugas di Polres Payakumbuh, saya pernah dipercayai oleh masyarakat kelurahan Tanjung Pauh, Kecamatan Payakumbuh Barat sebagai Ketua Karang Taruna. Itu, tahun 2005. Tahun 2009 dalam pentas lomba program karang taruna tingkat nasional, Karang Taruna Bakti Utama Kelurahan Tanjung Pauh kami terpilih menjadi karang taruna terbaik se tanah air,” kenang rang asli Piaman kelahiran 7 April 1969 itu.

Menurutnya, menjalin hubungan baik antar sesama manusia merupakan tuntunan syariat. Demikian ini sudah ia kaji di surau semenjak kecil. Ya, sibungsu dari 11 bersaudara ini ternyata dulunya seorang anak surau. Selayaknya anak laki-laki di Minangkabau pada umumnya, yang menjadikan surau tempat pembekalan, belajar agama, beladiri dan kehidupan.

“Saya dari SD itu sudah tidur di surau, mengaji dan belajar mandiri. Sebuah kearifan lokal yang mulai dilupakan generasi masa sekarang yang lebih larut dan terpukau dengan modernitas. Jujur, inilah yang saya rindukan untuk generasi muda kini, rindu mereka agar kembali ke surau,” ucap Apriman Sural.

Kemandiriannya akunya lagi, sudah ditempa sejak kecil. Meski terlahir dari keluarga cukup berada, namun ia jarang membebani orang tuanya. Saat duduk di bangku sekolah dasar, ia sudah mulai mengayuh becak menawarkan jasa antar jemput barang di pasar-pasar. Menjadi kuli pasir bahkan kuli bangunan saat libur sekolah.

“Ayah, merupakan seorang TNI. Sebelum lulus jadi polisi, saya awalnya mendaftar TNI, namun gagal. Tahun 80-an beliau sempat diamanahi jadi Ketua DPRD Padangpariaman hingga tahun 1982. Namun, untuk uang belanja saat sekolah, saya tidak begitu membebani orang tua. Saya sering cari sendri dengan kerja serabutan,” tutur putra bungsu dari H. Rasul Hamidi Dt. Ambasa itu.

Lebih lanjut dikisahkannya, ia menghabiskan masa belajar hingga menyelesaikan pendidikan SMA di Lubuk Alung, Padangpariaman. Aktif dalam gerakan sosial telah dilakoninya sejak duduk di bangku SMA, bergabung dengan berbagai organisasi yang bergerak di bidang itu.

Selepas SMA, ia mendaftar TNI, namun gagal. Lantas mencoba peruntungan mendaftar jadi polisi dan lulus Bintara Polri tahun 1990. Kecintaannya terhadap program dan kegiatan sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan menjadi salah satu alasannya jadi polisi. Di institusi ini menurutnya, punya lebih banyak peluang untuk bergerak dalam bakti sosial, punya lebih banyak kesempatan untuk membantu mereka kurang mampu, termasuk membantu dalam penanganan kebencanaan.

“Ini tentang kepuasan batin, jadi tak ada yang mampu menakarnya. Bahkan, meski hanya membantu seseorang untuk menyeberangi jalan saya katakan, saya cukup puas dan senang,” tuturnya.

Penempatan pertamanya di Polres 50 Kota yang sekarang menjadi Polres Payakumbuh. Dia mengawali karirnya sebagai anggota Satlantas sampai menjadi Kanit Turjawali Polres Payakumbuh. Di tahun 2016, ia pindah tugas ke Polres 50 Kota sebagai Kanit Lantas Polsek Pangkalan, lalu menjadi Kanit Patroli Satlantas Polres 50 Kota hingga menjadi KBO Satlantas Polres 50 Kota. Pada 21 Agustus 2021, Apriman Sural dilantik menjadi Kasatlantas Polres Agam sampai sekarang.

Selama menjabat Kasat Lantas Polres Agam, Apriman Sural sudah melakukan banyak kegiatan pendidikan masyarakat (Dikmas) tentang lalu lintas. Terutama di sekolah-sekolah, komunitas motor, dan organisasi kepemudaan. Ini merupakan tindakan preventif yang selalu dikedepankannya untuk mencegah angka kecelakaan lalulintas di wilayah hukum Polres Agam.

“Meski lebih mengedepankan tindakan pencegahan, namun untuk beberapa tindakan memang saya ambil langkah tegas. Seperti aksi balap liar, knalpot racing, itu kita beri penindakan hukum,” ucapnya.

Ia menambahkan, angka kecelakaan lalulintas di Agam tahun ini menunjukkan tren peningkatan. Untuk periode Januari-Agustus 2022, jumlah kecelakaan lalu lintas di jalan raya tercatat sebanyak 105 kasus atau 24 kasus lebih banyak ketimbang tahun lalu. Menimbulkan korban 31 orang didominasi oleh kalangan remaja atau pelajar.

“Mengingat korban kecelakaan maupun korban pelanggaran didominasi oleh generasi muda, dalam berbagai kegiatan sosialisasi ini selalu saya pesankan agar mereka semua tertib berlalulintas. Mereka di masa mendatang akan memegang estafet kepemimpinan, tentu kita terus berupaya dapat menyelematkan generasi bangsa ini,” ucapnya.

Sebagai generasi penerus, kawula muda juga diharapkannya agar tidak terlena dengan arus globalisasi, tapi agar tetap rendah hati, bermartabat, berkarakter dan berakhlak serta senantiasa merawat keluhuran adat dan budaya Minangkabau.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.